04 Maret 2011

Good Charlotte

Good Charlotte depan laki-laki, identik kembar Joel dan Benji Madden, lahir pada tanggal 11 Maret 1979 untuk sebuah keluarga kelas menengah di Waldorf, Maryland. Ibu mereka mengangkat mereka dengan ketat Kristen up-membawa. Ayah mereka meninggalkan keluarga ketika si kembar 16 tahun, menyebabkan masalah keuangan untuk si kembar, ibu mereka, kakak, dan adik. Untuk waktu singkat si kembar harus bekerja sebagai anak laki-laki shampoo di salon. Benji dan Joel mengutip saudara mereka yang lebih tua Josh Madden untuk memperkenalkan mereka pada musik rock oleh band-band seperti Rancid dan Social Distortion. Setelah menghadiri konser Beastie Boys pada usia 16, Benji dan Joel memutuskan untuk memulai band mereka sendiri, walaupun Joel belum pernah dinyanyikan sebelumnya, dan Benji belum pernah bermain gitar. Band pertama mereka mulai disebut "The Band Benji, Joel, dan Brian, 'yang mereka mulai dengan seorang teman band itu pendek hidup.. Mereka kemudian mulai Good Charlotte pada tahun 1995 ketika mereka merekrut teman masa kecil Paul Thomas (bass) dan Harun Escolopio (drum). Mereka segera pindah ke Annapolis, Maryland di mana mereka diperkenalkan pada Billy Martin oleh seorang teman.
Setelah merilis sebuah EP yang berjudul EP lain, pada tahun 1999, Good Charlotte diri mereka merilis album berjudul pada tahun 2000, yang tidak sukses secara komersial besar. Single yang dirilis dari album yang termasuk "Little Things" dan "Motivasi Proklamasi," dan "Song Festival".
Harun adalah drummer di album debut mereka, Good Charlotte, sebelum meninggalkan band ini pada awal tahun 2001 untuk bergabung dengan band Wakefield dengan kakaknya, Ryan. Ia digantikan dengan Dusty, yang hanya drummer sementara, yang telah meninggalkan band sebelum rekaman album kedua mereka, The Young & the Hopeless. Akibatnya, veteran studio drummer profesional Josh Freese bermain untuk album itu.
2002, The Young And The Hopeless jauh lebih populer, dan menandai munculnya band menjadi musik mainstream. Single ini yang membuat mereka terkenal, berjudul "Gaya Hidup Orang Kaya dan Terkenal", menduduki puncak tangga lagu di seluruh dunia. Single yang diikuti dari album yang menyertakan "The Anthem", "Girls dan Boys", "Hold On" dan "The Young dan The Hopeless". "The Young dan Hopeless" menerima sertifikasi 3x-platinum dari RIAA, mendarat band di Saturday Night Live, sampul Rolling Stone dan Alternatif Tekan, dua halaman fitur di New York Times, dan tempat-tempat di CNN dan The Today Show. Good Charlotte juga sangat populer di MTV, dimana Brothers Madden pernah menjabat sebagai host di acara musik malam video terlambat "Semua Rock Things." video musik favorit mereka pada kedua MTV dan MTV2, dengan "The Anthem" terjadi untuk menerima "Pemirsa Choice Award" pada tahun 2003 MTV Video Music Awards.
Chris Wilson drummer band untuk album ketiga mereka, The Chronicles of Kehidupan dan Kematian, yang dirilis pada tahun 2004. Single yang telah dirilis dari album yang menyertakan "ditebak", "I Just Wanna Live", "Kita Percaya" dan "The Chronicles of Life and Death". Album ini dianggap sebagai penyimpangan dari 2 album mereka sebelumnya. Pada bulan Mei 2005, Chris meninggalkan band ini karena alasan kesehatan pribadi [1].
Hari ini, melalui wisata non-stop dan publisitas luas, Good Charlotte telah membangun penggemarnya besar di kalangan anak muda di seluruh dunia.
terbaru mereka "Kebisingan ke World Tour" dengan Simple Plan fitur Dean Butterworth, yang sebelumnya bermain dengan Morrissey, sebagai drummer sementara saat band ini.

02 Maret 2011

ST12

ST 12, yang dimotori oleh Pepep (drum), Pepeng (gitar), dan Charly (vokal) merupakan grup band asal Bandung yang meroket pamornya lewat hit Aku Masih Sayang, di album kedua ini mereka tidak hanya sekadar mempertahankan konsep bermusik pop bercorak Melayu yang terasa easy listening.

”Tetapi dari 12 lagu yang ada di album kedua, kita mencampurkan beberapa aliran musik, seperti disko, reggae dan akustik,” kata Pepep, drummer sekaligus pemrakarsa terbentuknya ST 12, saat berbincang dengan Republika di Jakarta, Senin (12/5)......

Meski menyisipkan corak ‘asing’, Pepep menegaskan bukan berarti mereka meninggalkan identitas musikal ST 12 yang dikenal sebagai pengusung musik pop-Melayu. ”Kita hanya ingin mengambil segmentasi pendengar yang lebih luas,” kata musisi ini menerangkan seputar penyisipan musik disko dan reggae di album kedua ST 12.

”Harus kita sadari bahwa orang punya cara dan selera yang berbeda dalam menikmati musik. Ada yang butuh musik menghentak, mellow, atau minimalis ornamen yang mengedepankan harmonisasi. Semua itu yang kita suguhkan di album kedua ini,” kata Pepep menjelaskan kembali.

Sementara Charly van Houtten, vokalis ST 12, menambahkan bahwa warna musik disko dan reggae yang hadir d album kedua masih tetap mengedepankan identitas musikalisasi grup musik ini.

”Tetap ada unsur Melayunya,” kata pria yang memiliki cengkok vokal Melayu ini.
Charly mengungkapkan lagu yang dihadirkan dalam versi disko berjudul Cinta Jangan Dinanti-nanti. Selanjutnya tembang bertajuk Saat Kau Jauh (S.K.J) dikemas secara reggae. Selain kedua lagu tadi, masih ada dua lagu lagi yang dihadirkan dalam konsep baru ST 12. Kedua lagu tersebut berjudul saat terakhir dan Cinta Tidak Direstui. ”Keduanya kita hadirkan dalam konsep slow akustik. Artinya kita tidak hanya menghadirkan permainan akustik itu sebagai pembukanya saja, tetapi disajikan secara full akustik.”

Single andalanUntuk album kedua ST 12 justru menempatkan single berjudul Puspa sebagai lagu andalannya. Puspa ini merupakan kependekan dari Putuskan Saja Pacarmu. Tembang ini, kata Pepep, masih tetap ST 12 banget. ”Musikalisasinya masih tetap warna musik ST 12 asli dan masih terus dipertahankan. Saat orang mendengar lagu ini, maka mereka akan bisa mengenali bahwa ini adalah ST 12.”

Sebagai lagu andalan, Trinity Optima Production selaku label recording tempat ST 12 bernaung, secara khusus langsung membuatkan video klip untuk single Puspa. Dalam video klip ini dihadirkan aktris Luna Maya sebagai modelnya.

Charly menceritakan peran Luna dalam video klip Puspa ini sebagai perempuan yang sudah memiliki kekasih. ”Tetapi saya menyuruh dia agar memutuskan pacarnya, lalu saya meminta kepada dia untuk bilang I Love You kepada saya,” kata pria ini sambil tersipu malu saat menceritakan konsep dari video klip Puspa ini.

Sementara, Luna Maya, yang duduk di dekat ketiga personel ST 12, menjelaskan tentang perannya di video klip terbaru ST 12. ”Ini kan tuntutan profesionalisme kerja saja,” katanya singkat.

Untuk video klip Puspa ini, ST 12 dan Trinity memberikan kepercayaannya kepada sutradara Guntur. Clippers muda ini sebelumnya pernah menggarap video klip ST 12 yang berjudul Rasa yang Tertinggal. Sementara itu debut album ST 12 yang dilansir tiga tahun silam berjudul Aku Tak Sanggup Lagi menorehkan prestasi penjualan lebih dari 300 ribu keping.

Berkat penjualan tersebut, pihak Trinity memberikan penghargaan double platinum kepada grup yang menyingkat ST 12 dari nama lokasi di kawasan Bandung, yakni Stasiun Timur Nomor 12.

Walau kehilangan seorang personel, ST12 mampu bertahan dan mendulang sukses di album perdananya. Ciri khas ST 12 yang membawakan lagu melayu memang terasa mantap dibawakan Charly, sang vokalis, memang menjadikan ST12 band yang berkarakter.

album kedua ST12 ini banyak disukai oleh masyarakat indonesia. Kuping orang Indonesia mudah menyerap lagu-lagu dari ST12. Terbukti dalam waktu tiga bulan saja band ini berhasil menggondol Double Platinum. Selain copy albumnya menembus angka penjualan 150 ribu, RBT-nya pun diunduh sebanyak 1 juta.Kenang Iman Rush

JAKARTA INDONESIA,
KESETIAKAWANAN menjadi pedoman yang dipegang teguh oleh kelompok musik pop asal Bandung, ST12, ini dibuktikannya (Jumat, 4 Juli 2008), di Jakarta. Lewat acara launching album terbaru mereka bertajuk “PUSPA”, ST12 mencurahkan perasaannya kepada penonton tentang mendiang kawannya yang telah meninggal dunia, Iman Rush.

ST12 adalah grup band yang memiliki formasi awal dengan empat personel; Charly (vokal), Pepep (dram) dan Pepeng (gitar),dan Iman Rush (gitaris). Setelah ditinggal Iman Rush, ST12 tetap eksis berkarya dengan dukungan beberapa personal tambahan (additional player).

Dalam album teranyarnya, ST12 mengandalkan tembang “PUSPA” dan “Saat Terakhir” untuk meraih hits diblantika musik Indonesia. Diakui Charly, lagu “Saat Terakhir” merupakan persembahan ST12 untuk kawan mereka yang telah meninggal, Iman Rush.
Dalam konser sekaligus launching semalam, tak bisa dipungkiri, personel ST12 larut dalam kesedihan. Pemicunya adalah lagu “Saat Terakhir” yang membuat sang Vokalis meneteskan air mata.

Sebenarnya lagu “Puspa” bukan lagu dengan intonasi lambat dan mendayu-dayu, seperti kebanyakan lagu sedih. Lagu Puspa yang dibawakan sempurna oleh ST12 memiliki irama riang ala chacha. Liriknya pun jenaka. Simak saja syairnya; “Jangan jangan kau menolak cintaku, jangan-jangan kau tak trima cintaku. Putuskanlah saja pacarmu, lalu bilang I Love You padaku,” begitu penggalan lirik bagian reffrain lagu itu.
Bagi seluruh personel ST12, Iman Rush adalah sosok yang baik dan setia kawan. “Iman adalah pedoman hidup dan inspirator kami,” ujar Pepep.{STSETIA/FEBRI}